Minggu, 17 Januari 2010

Tugas Review Buku Tentang Film

REVIEW BUKU FILM MERUPAKAN BARANG DAGANGAN


Penulis :Mujiono
Penerbit :Jakarta Pustaka
Tgl Terbit :23 Juni 2007
Kategori :Seni


Meski tumbuh sebagai barang dagangan, film Indonesia hingga kini belum berhasil membangun arah dan fondasi industri yang stabil. Barangkali ini gejala umum dalam sebuah negeri dengan rancang kebudayaan dan rancang ekonomi yang berantakan.Berbeda dengan kelahiran sastra dan seni rupa modern Indonesia yang terkait dengan pergumulan ide-ide yang diyakini sebagai pendasaran baru terhadap arah perubahan sosial budaya menuju suatu visi (yang samar-samar) tentang pembentukan nasion beserta kemungkinan politik dalam tingkat praksis guna mewujudkan visi tersebut, kelahiran film Indonesia relatif tak bersentuhan dengan pergumulan semacam itu.
Sebagai bagian dari keterlibatannya dengan politik kebudayaan yang mulai menemukan momentumnya pada gerakan-gerakan ideologis yang muncul pada masanya, sastra dan seni rupa secara intrinsik juga terpaksa (berkali-kali) mempersoalkan praksis estetiknya. Film seolah berada di luar hiruk pikuk pemikiran politik kebudayaan pada masanya dan dibuat semata-mata sebagai hiburan, kelangenan, pelipur lara.
Fakta bahwa film adalah benda hiburan oleh sebagian orang disebut sebagai dosa asal film Indonesia. Barangkali istilah watak sejarah lebih tepat ketimbang dosa asal yang mengacu pada cacat bawaan yang tak dapat diubah. Yang jelas, film adalah produk budaya sekaligus produk industri. Meski tumbuh sebagai barang dagangan, film Indonesia ternyata hingga kini belum juga berhasil membangun arah dan fondasi industri yang stabil. Barangkali ini gejala umum dalam sebuah negeri dengan rancang kebudayaan dan rancang ekonomi yang berantakan sehingga film cenderung turut berantakan. Artinya, baik secara budaya maupun secara ekonomis film Indonesia memang memerlukan “pemberdayaan”.
Rupanya kita perlu mengambil pelajaran dari dunia seni rupa yang dapat berlari menembus berbagai peristiwa besar di tingkat internasional tanpa campur tangan negara sama sekali. Senirupawan dapat menciptakan beberapa institusi dan jaringan, beserta kemungkinan kerja sama secara luas yang menyangga jenis karya spesifik (kontemporer) dan tidak laku dijual. Mereka membentuk komunitas dan kelompok kerja yang terus mengolah berbagai gagasan yang tak populer. Arus internasionalisasi telah membuat para seniman merumuskan ulang posisinya sebagai makhluk kreatif, juga merumuskan paradigma seni yang dipraktikkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Klub